DARI ARTIKEL JADI BUKU

PERTEMUAN KEDUAPULUH BELAJAR MENULIS GELOMBANG 12



Hari Rabu, 15 Juli 2020

Pemateri : M. Anwar Djaelani

Disusun Oleh : Dian Sariati, M.Pd.




            Pertemuan di malam keduapuluh ini menghadirkan Ayah tiga anak yang lahir di Pamekasan pada tanggal 23 April tahun 1962. Menyelesaikan S2 Ilmu-ilmu Sosial di Universitas Airlangga (2003).Beliau adalah M. Anwar Djaelani. Sejak SMA Pak Anwar aktif di organisasi sosial-keagamaan. Pernah, di Pelajar Islam Indonesia -PII- (1978-1980) dan Lembaga Dakwah Kampus Unair (1984-1987). Sekarang, pengurus di Perhimpunan KB-PII Jatim (2015-2020), DDII Jatim (2018-2023), MIUMI Jatim (2015-2020), serta di Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS). Aktif menulis sejak 1996. Jejak artikelnya–antara lain- ada di Jawa Pos, Radar Surabaya, Surya, Malang Pos, dan Republika. Juga, di www.inpasonline.com, www.hidayatullah.com, www.kanigoro.com, www.islampos.com dan www.anwardjaelani.com.

            Di antara buku karyanya adalah “Berdekat-dekat kepada yang Mahadekat” (2020), “Keluarga Sakinah Perindu Jannah” (2019), “Jejak Kisah Pengukir Sejarah” (2018), “50 Pendakwah Pengubah Sejarah” (2016), dan “Warnai Dunia dengan Menulis” (2012). Lalu, di buku antologi, karyanya ada di “Spirit 212, Cinta Ini Menyatukan Kita” (2017), “100 Tahun KH Abdullah Wasi’an, Kristolog Jago Dialog” (2017), dan “Bergiat Dakwah, Merajut Ukhuwah” (2016). Kemudian, mengeditori sejumlah buku antara lain karya Dr. Adian Husaini dan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi. Di STAIL Pesantren Hidayatullah Surabaya, mengajarkan mata kuliah “Teknik Penulisan Karya Ilmiah” dan “Jurnalistik”. Aktivitas yang sama, juga dilakukannya di Pesantren eLKISI Mojokerto.

            Sejak 2009 aktif memberikan Pelatihan Kepenulisan, antara lain pernah di Unair, ITS, ITB, UNIKOM Bandung, UGM, UB, Universitas Muhammadiyah Malang, UNIDA Gontor, dan Unissula Semarang. Juga, di Pesantren Darunnajah Jakarta, Pesantren Hidayatullah – Depok, dan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Ibnu Abbas – Klaten. Pun, di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Remaja Masjid Jogokariyan Yogyakarta, dan lain-lain.

M. Anwar Djaelani

            Pertemuan dimulai oleh Pak Anwar dengan mengucapkan Basmallah kemudian berkenalan dengan karya tulis beliau yang sudah mulai menulis sejak tahun1996. Menulis artikel adalah sebuah keterampilan. karenanya bisa dilatih, semakin banyak berlatih, maka tulisan akan semakin bagus. Kita akan terampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya, motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.

            Artikel sangat bisa untuk dijadikan sebuah buku. Ketika kita terampil menulis artikel, maka secara tidak langsung kita juga akan bisa menulis buku. Perlu pembiasaan memang. Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis?

        Diawali dengan banyak membaca. Dengan sering membaca kita akan mendapatkan pengetahuan/wawasan baru, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya, dan kita akan memiliki kekayaan perbendaharaan kata.

            Bersemangatlah di saat menulis!  Tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Seperti ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) yang mengungkapkan, "Andai tak punya murid, Saya akan mengajar dunia dengan pena”. 
               Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis? Sukses di bidang apapun harus bertumpu pada dasar yang kuat, yaitu niat. Niat bisa dimulai dari niatyang baik. dengan niat yang baik, maka percepatan akan dengan mudah di dapat dan kesuksesan akan kita raih.

Agar bisa dimuat di media
            Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa.Agar bisa dimuat di media
                    
Tentang Tema
            Untuk membuat sebuah artikel, tema bisa diambil dengan sangat mudah dari sekeliling kita. Bisa dari koran, majalah, televisi, internet dan lain-lain. Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa.
            Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.


Langkah menulis        
  1. Membuat tema. Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa. Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.
  2. Membuat Outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan pengembangan penulisan. Buatlah  outline dan berilah perkiraan paragrafnya. Contoh Outline :
    Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi
    •    Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
    •    Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
    •    Sekilas Covid-19 (1 paragraf)
    •    Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)
    •    Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)
    •    Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
    •    Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)
    •    Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf) 

    Total, ada 16 paragraf
    Perihal “Judul Pemanggil”
            Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

Judul Pemanggil
            Judul yang baik, antara lain: a).Mampu mencuri perhatian pembaca. b).Mencerminkan tema / arah tulisan, sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan. c).Ringkas dan padat. Sebagai sarana berlatih, seringlah memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media.
            Ada dua aspek keberhasilan sebuah tulisan, yaitu judul dan paragraf pertama. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan tentang judul dan paragraf pertama ini atau biasa disebut Lead. 
            Judul yang baik harus ringkas dan mampu mencuri perhatian pembaca, dan berfungsi sebagai miniatur tulisan kita. Pak Anwar memberikan beberapa contoh judul tulisan dari beberapa buku yang pernah beliau tulis, diantaranya adalah: Urgensi Meneliti dan Menulis (Jawa Pos), Menunggu Realisasi Program Buku Murah (Jawa Pos, 31/07/2008), Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid (Radar Surabaya), Rindu Pemimpin Menulis Buku (Jawa Pos 17/05/2017), Menjaga Martabat Penerima Zakat (Jawa Pos).


                Judul yang baik, yang menarik adalah judul yang terdiri dari 4 kata, belum termasuk kata tugas (di, yang, kepada, terhadap, bagi), di banyak koran, majalah, rata-rata judul terdiri dari 4 kata. Selain itu judul yang menarik juga harus mengandung rima /perulangan bunyi, seperti pada salah satu contoh judul tulisan Pak Anwar, yaitu " Rindu Pemimpin Menulis Buku", ada rima "u" - "u" disana. kemudian juga judul buku "Menjaga Martabat Penerima Zakat", ada rima "a" - "a" disana.
                Jika kita berhasil membuat judul dan paragraf pertama memikat hati, maka akan sangat besar kemungkinan buku kita akan disukai oleh pembaca.

Tentang “Lead Penggoda”.
            Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis.

“Pembahasan nan Menawan”
            Di bagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular. Untuk pembahasan isi ini Pak Anwar menyebutkan pembahasannya akan sangat panjang, tapi beliau memberikan kunci pemahaman tentang isi ini dengan menganjurkan untuk memperbanyak membaca  artikel karya orang lain.

“Penutup yang Menggugah”.
                Merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya pamit. Lihat contoh lead dan penutup berikut ini:


Belajar Tiga Gaya Lead dan Penutup

1. Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Memancing minat pembaca dengan gaya bertanya. Jadi di lead pertama kita berikan pertanyaan yang akan kita jawab di bagian pembahasan tulisan kita. Contoh:
  • Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu
Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?

Penutup:
Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!
  • Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku
Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?

Penutup:
Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.


2. Lead (Gaya kedua, dengan kutipan pemikat)
Menulis sebuah kutipan yang sangat menggugah dan harus punya hubungan atau benang merah dengan isi tulisan kita. Contoh:
  • Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan
“If you think strongly enough,
you will be forced by science to the belief in God”
(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).

Penutup:
Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.

3. Lead (Gaya ketiga, narasi diskriptif)
Berfungsi untuk menjembatani antara judul dengan tulisan. Contoh:
  • Judul: Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok
Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar.

Penutup:
Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.
Perihal “Panjang Artikel”.

            Secara umum, media membutuhkan artikel sepanjang 6000 karakter. Hanya saja, di masing-masing kadang ada yang kurang atau ada yang lebih dari itu. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing media.

Dari Artikel ke Buku
            Selepas terampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku.

Pertama, saat harus merancang dan menulis buku.
Tetapkanlah tema yang akan diangkat.
Buatlah Daftar Isi.
Mulailah menulis.

Kedua, kala menghimpun artikel menjadi buku.
Tulislah sebanyak mungkin artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk dijadikan buku, lakukan langkah: a).Edit ulang. Sering artikel menggunakan “bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud. b).Jika diperlukan, buatlah rubrikasi. Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Masa Pandemi”.


Menulis Resensi Buku    
                Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya. Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”. 
  • Tulislah identitas buku
  • Apa isi ringkas buku?
  • Apakah penulis memiliki kompetensi?
  • Apakah buku itu didukung referensi memadai?
  • Buku itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana?
  • Adakah pengetahuan baru yang disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah ada?
  • Apa kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua kalangan?
  • Bagaimana performa fisik buku, menarik?
  • Tepatkah momentum kehadirannya?
  • Berhargakah untuk segera kita baca dan atau miliki?
                Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.
Alhamdulillah. Semoga Allah mudahkan. Aamiin.

            Waah... super sekali malam ini, banyak informasi-informasi tentang tata cara menulis artikel yang kemudian bisa dijadikan buku oleh Pak Anwar. Makasih banyak Pak, mudah-mudahan Allah mudahkan untuk bisa segera menelorkan buku sendiri😊



Dian Sariati, M.Pd.
SMPN 1 Cibogo, Subang Jawa Barat
Email : dian.sariati72@gmail.com
Blog : DianSariati.blogspot.com
FB: Dian Sariati
IG : dian sariati



Comments

Post a Comment

Popular Posts