"MENUNTUN" BELAJAR MERDEKA
"MENUNTUN" BELAJAR MERDEKA
Koneksi Antar Materi Oleh: Dian Sariati_CGP Angkatan 3
Belajar
Merdeka adalah proses panjang yang harus kita lalui sebelum Merdeka Belajar. Pemahaman
bahwa dalam proses belajar peserta didik menjadi tujuan utama sudah saya pahami
sebelum menjadi Calon Guru Penggerak dan mempelajari tentang Filosofi Ki Hajar
Dewantara. Ilmu yang saya dapatkan dalam pendidikan formal keguruan dan
pelatihan-pelatihan mengharuskan saya menghargai peserta didik sebagai tujuan utama proses pembelajaran. Selain
agama yang saya percaya mengajarkan tentang keharusan untuk menghormati sesama manusia,
bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama, dan sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermanfaat untuk orang lain.
Dalam
proses pembelajaran yang mencerminkan filosofi Ki Hajar Dewantara, banyak hal
yang kemudian menguatkan pemahaman saya tentang pendidikan. Konsep pendidikan Ki
Hajar Dewantara menyebutkan bahwa hakikat pendidikan adalah usaha
menginternalisasikan nilai-nilai budaya ke dalam diri peserta didik, sehingga
peserta didik bisa menjadi manusia utuh yang memiliki jiwa dan rohani yang
baik. Konsep ini beliau sebut sebagai sistem among yang bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.
Pendidikan
merupakan among, ini artinya pendidikan menuntun seluruh potensi yang dimiliki oleh
peserta didik untuk mengalami proses perkembangan sesuai dengan kodratnya agar
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Kemerdekaan dalam pendidikan merupakan
syarat untuk menghidupkan dan menggerakan kekuatan lahir dan batin peserta
didik agar dapat memiliki pribadi yang kuat dan dapat berpikir dan bertindak
secara merdeka. Merdeka disini bukan merdeka yang bebas tanpa batas, tetapi
kemerdekaan yang dibatasi oleh tata tertib, keselarasan, kekeluargaan, musyawarah,
toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab, dan disiplin.
Peserta
didik yang merdeka akan berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek
kemanusiaanya dan mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan, hal ini sangat
relevan dengan konteks pendidikan di Indonesia. Secara khusus hal ini juga
merupakan konteks pendidikan yang ada di sekolah-sekolah.
Lima prinsip pendidikan Taman Siswa yang akhirnya bisa mendasari "Merdeka Belajar" yang sekarang sedang dikumandangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan:
- Kurikulum pendidikan yang menekankan fungsi pendidik sebagai pamong dan among
- Fleksibilitas dan relevanti kurikulum pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak dan masyarakat.
- Kurikulum yang kontekstual. Pengajaran dan pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan individu anak dan budaya lokal.
- Kemerdekaan belajar, dimana pengajaran dan pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan minat dan bakat anak.
- Tujuan utama pendidikan berfokus pada pengembangan karakter mulia dan Ketuhanan Yang Maha Esa, selain berfokus juga pada ilmu pengetahuan.
Meskipun yang saya rasakan kurikulum yang kita gunakan belum sesuai dengan semangat “Merdeka Belajar”, secara pribadi, saya sangat mendukung pemikiran ini, dan ini yang saya usahakan selalu bisa ada di ruang-ruang kelas yang saya masuki. Dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang saya miliki, saya akan berusaha menghadirkan konsep Ki Hajar Dewantara di ruang-ruang kelas saya, agar bisa mendorong peserta didik untuk bisa mengembangkan minat dan bakatnya dengan cara:
- Memaksimalkan
interaksi yang positif sebagai guru, sebagai orang tua, dan sebagai teman.
- Komunikasi
dua arah, dan fokus pada pengembangan karakter baik peserta didik.
- Mengembangkan
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk bisa mengembangkan minat dan
bakatnya.
- Memaksimalkan
komunikasi orang tua sebagai bagian dari keberhasilan pendidikan.
Comments
Post a Comment