Jurnal efleksi Pekan 22
Pendidikan Calon Guru Penggerak Minggu 22
Periode
6-12 Maret 2022
Masih di modul 3.2 tentang Pemimpin Dalam
Pengelolaan Sumber Daya. Di pekan ini alur Merdeka belajar yang pelajari adalah
Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi
Nyata.
Wah… lumayan padat pekan ini, tetapi ternyata
banyak hal baru yang di dapat, terutama tentang pemetaan aset di sekolah
sendiri, dan membuat perencanaan aksi nyata yang dilakukan dengan memaksimalkan
aset yang ada di sekolah.
Demonstrasi
Kontekstual
Dalam kegiatan Demonstrasi Kontekstual di
pekan ke 2 kegiatan PEndidikan Guru penggerak kali ini, tugas yang diberikan
adalah membuat pemetaan 7 sumber daya/aset yang ada di sekolah masing-masing.
Dan hasil pemetaan terhadap SMP Negeri 1 Cibogo adalah sebagai berikut:
7 kelompok asset yang dimiliki SMPN 1 Cibogo sebagai
modal utama:
1. Modal Manusia
· SMPN
1 Cibogo terdiri dari 49 tenaga pendidik dan kependidikan yang terdiri dari 36
guru, 7 staf tata usaha, dan 6 caraka.
· Dari
36 guru, latar belakang pendidikan 33 orang berlatar belakang pendidikan S1,
dan 3 orang berlatar pendidikan S2, sedangkan staf tata usaha 100% berijazah
S1.
· Dari
36 tenaga pendidik, 23 diantaranya sudah memiliki sertifikasi mengajar.
· Orang
tua murid
2. Modal Sosial
·
Memiliki tata tertib dan
aturan yang berlaku di sekolah, baik untuk guru, staf tata usaha dan seluruh
murid.
·
Memiliki visi kebersamaan
dalam setiap aktifitas.
·
Kegiatan pembiasaan yang
dilaksanakan setiap hari saat akan belajar (upacara, literasi, Budaya positif,
Pramuka, dan Literasi Qur’an)
·
Kegiatan Jum’at berbagi
·
Kegiatan taklim guru
setiap pekan
·
Adanya MGMP/komunitas
praktisi tingkat sekolah, dan masing-masing guru terlibat aktif dalam kegiatan
MGMP tingkat kabupaten di masing-masing mata pelajarannya.
·
Forum komite sekolah
·
Kerjasama dalam kegiatan
pendidikan dengan PGRI tingkat Kecamatan Cibogo
·
Kerjasama lingkungan
dengan PT Dahana dengan adanya bantuan tempat sampah, Green House, sarana perpustakaan dan pelatihan-pelatihan tentang
lingkungan.
3. Modal Fisik
· Bangunan yang terdiri dari 22 ruang
kelas, 1 laboratorium IPA, 1 Laboratorium komputer, 1 perpustakaan, 1 ruang
kesenian, 5 ruang ekstrakurikuler, 1 ruang pertemuan, 1 Masjid, 3 lapangan olah
raga, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dapur, dan 20 toilet.
· Infrastruktur atau sarana prasarana
yang dimiliki adalah sumur bor yang baik, juga PDAM, sarana pendukung
pembelajaran (alat praktek IPA, komputer dll), dan fasiltas internet sekolah
yang memadai.
4. Modal Lingkungan/alam
·
SMPN 1 Cibogo memiliki lahan yang cukup luas, yaitu 10.350 m2.
·
Memiliki beragam tanaman buah-buahan yang sebagian besar dapat diambil
hasilnya seperti nangka, pisang, papaya, rambutan, srikaya, kedondong, durian,
belimbing, lengkeng, jambu air, jambu batu, manga, dan lain-lain.
·
Beragam tanaman keras dan tanaman hias seperti pohon melinjo, mahoni,
jati, bambu, ketapang, pinus, cemara, dan lain-lain.
·
Memiliki 3 kolam ikan kecil yang bisa dibudidayakan
·
Memiliki Green House
·
Memiliki taman dan kebun yang bisa lebih dimaksimalkan pemanfaatannya.
5. Modal Finansial
·
Dana
BOS
·
Koperasi
sekolah berbadan hukum
·
Bantuan/sumbangan
orang tua siswa yang tidak mengikat
·
Warung
sekolah
·
Penataan
parkir sekolah
6. Modal Politik
·
Puskesmas.
Kerjasama dalam penyelenggaraan vaksin, imunisasi, pemberian obat, pemeriksaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan
·
SMA/SMK
Negeri dan Swasta yang ada di wilayah Subang dalam pemberian arahan untuk
sekolah lanjutan.
·
Kerjasama
dengan Polres/Polsek dalam pemberian arahan bahaya narkoba, tertib berlalu
lintas dan lain sebagainya
·
Kerjasama
dengan pemerintah daerah setempat dalam pengurusan administrasi (RT,RW, Desa,
dan Kecamatan)
·
Kerjasama
dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam pengembangan sekolah berwawasan
lingkungan (Adiwiyata)
·
Kerjasama
dengan PT Dahana dan PT Taekwang dalam pemeliharaan lingkungan sekolah.
7. Modal Agama dan budaya
·
Kegiatan
Jumat berbagi
·
Infak
rutin siswa
·
Peringatan
hari besar agama
·
Jumatan
dan kegiatan keputrian bagi murid
·
Taklim
pekanan guru
·
Pemberian
santunan yatim/piatu setiap Ramadhan
·
Bantuan
sembako bagi para dhuafa (caraka dan penjaga warung terdampak covid)
·
Pemeliharaan
budaya lokal dan umum dalam kegiatan ekstrakurikuler : marawis, angklung,
marching band, gamelan, dan kasundaan
Elaborasi Pemahaman
Koneksi Antar Materi
Dalam kegiatan ini tugas yang
diminta adalah membuat sintesis dengan berbagai materi dan membuat rancangan
tindakan yang akan dilekukan untuk mengadakan perubahan.
A. Sintesis Materi
B.
Tidak dapat dipungkiri,
keberhasilan pendidikan dalam sebuah ekosistem sekolah dipengaruhi oleh
bagaimana keseimbangan faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem sekolah
tersebut, dalam hal ini kualitas peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin
ekosistem sebuah sekolah. Sebagai pemimpin dalam pengelolaan ekosistem sekolah
ini, Kepala Sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajemen, kewirausahaan,
supervisi, dan social agar dapat mengelola ekosistem sekolah secara seimbang.
Keberhasilan pengelolaan
semua fasilitas sumber daya yang dimiliki oleh sebuah ekosistem sekolah akan
sangat berpengaruh terhadap berjalannya proses pendidikan dan pengajaran menuju
tercapainya tujuan pendidikan. Cara alternatif untuk memaksimalkan sumber daya
yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran murid adalah dengan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sebagai pengelola ekosistem
sekolah, dan memanfaatkan seluruh fasilitas yang dimiliki untuk memaksimalkan
tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut
Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community
development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai
modal utama, yaitu:
1.
Modal Manusia
2.
Modal Sosial
3.
Modal Fisik
4.
Modal Lingkungan/alam
5.
Modal Finansial
6.
Modal Politik
7.
Modal Agama dan budaya
Hubungan Dengan Filosofi
Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah upaya untuk menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Keberhasilan pengelolaan aset manusia, dalam
hal ini murid, untuk menjadikan mereka manusia yang dapat mencapai kebahagiaan
dan keselamatan yang setinggi-tingginya dengan memaksimalkan kualitas
pembelajaran merupakan tugas dari seorang pemimpin pembelajaran. Bagaimana
memaksimalkan semua kodrat yang dimiliki murid untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Hubungan Dengan Nilai Dan
Peran Guru Penggerak
Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang Guru Penggerak
harus bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Nilai
kemandirian, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid harus terus tumbuh dan
dilestarikan dalam diri seorang Guru Penggerak. Kelima ini saling mendukung
satu dengan lainnya, dan tentunya diharapkan menjadi pedoman berperilaku untuk
seorang Guru Penggerak.
Kompetensi Guru Penggerak
tidak hanya berfokus pada pengembanangan diri, tetapi juga memiliki peran untuk
bisa mengembangkan lingkungan sekitar untuk bisa juga bergerak bersama-sama.
Dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Guru Penggerak, ini
maka munculah peran yang harus dikuasai
oleh seorang Guru Penggerak, yaitu : menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakan
komunitas praktisi pendidikan, menjadi coach bagi guru lain, mendorong
kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Nilai dan peran Guru
Penggerak ini menjadi modal dasar dalam perannya sebagai pemimpin dalam
pengelolaan aset yang dimiliki oleh sekolahnya. Keberhasilan internasilasi
nilai dan perannya sebagai seorang Guru Penggerak, akan seiring dengan
kemampuannya untuk mengelola aset sekolah demi pembelajaran yang berpusat pada
murid.
Hubungan Dengan Pembelajaran Yang Berdampak Pada Murid
Pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran social emosional adalah jawaban atas
pembelajaran yang berdampak pada murid. Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi
memberikan peluang yang sangat luas untuk mengakui berbagai macam tipe murid,
perbedaan karakter, latar belakang lingkungan dan lain sebagainya dengan
memaksimalkan aset yang dimiliki. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita mencoba
untuk memaksimalkan seluruh aset yang dimiliki untuk memberikan pelayanan
pembelajaran berdiferensiasi yang nantinya akan berdampak pada murid.
Dalam
pelaksanaannya, semua proses harus dibingkai dengan pengelolaan kompetensi
social dan emosional yang baik, yang nantinya akan menunjang keberhasilan
pengelolaan aset demi tercapainya tujuan pendidikan.
Hubungan Dengan Coaching
Dalam
perjalanan pengelolaan sumber daya/aset ini, akanbanyak kita temui kendala
dalam pengelolaannya, termasuk kendala dalam pengelolaan aset manusia di
dalamnya. Maka teknik coaching yang dipelajari dapat menjadi salah satu solusi
agar semua kendala/masalah dapat terselesaikan dengan baik, sehingga
pemanfaatan seluruh aset dapat terjadi secara maksimal.
Hubungan Dengan Dilema Etika
Dalam
pengambilan keputusan, kita akan selalu dihadapkan pada dilema etika atau
bujukan moral. Jikan bujukan moral sudah bisa dipastikan itu adalah pilihan
benar dan salah, maka pada dilema etika ini kita dihadapkan pada pilihan yang
keduanya sama-sama benar. Ketika dilema etika ini ternyata harus kita hadapi,
maka kita sudah mengetahui, bahwa 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 tahap pengujian
pengambilan keputusan merupakan ilmu dasar kita untuk bisa mengambil keputusan
terkait proses perubahan yang kita laksanakan dengan memaksimalkan aset sekolah
yang kita miliki.
Hubungan Dengan Inkuiri Apresiatif (Tahapan Bagja)
Pendekatan
Inkuiri Apresiatif dikenal sebagai pendekatan manajemen
perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Dalam implementasinya, inkuiri
apresiatif dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah
dicapai dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah.
Diawali
dengan pemikiran positif tentang bagaimana memaksimalkan pengelolaan sumber
daya/aset yang dimiliki, untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas
pada murid. Dimulai dengan langkah pertama dalam tahapan Bagja, yaitu Buat Pertanyaan
Utama, Ambil
Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana,
dan Atur Eksekusi.
Tahapan Bagja ini merupakan langkah penting yang ahrus
diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran untuk mengelola sumber daya/aset
sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan.
Hasl Belajar
Terjadi perubahan paradigma cara saya berfikir. Sebelum
saya mempelajari modulini saya selalu berfikir menggunakan pendekatan masalah.
Semua berangkat dari adanya masalah, sehingga penyelesaiannya pun hanya menelesaikan
permasalahan yang ada.
Perubahan yang terjadi setelah saya mempelajari modul ini
adalah pergeseran pola pikir, dari yang terbiasa menggunakan pendekatan
masalah, pelan-pelan saya coba geser menggunakan pendekatan berbasis aset.
Masih belum terbiasa, tetapi masih ada kesempatan untuk terus belajar menjadi
lebih baik lagi. Jika dulu saya perubahan itu dimulai dari adanya masalah, maka
sekarang aset apa yang kita miliki, dan bagaimana mengembangkan aset ini secara
maksimal untuk pengembangan sekolah.
Saya berharap, bahwa ilmu yang bagi saya merupakan ilmu
baru ini dapat saya terapkan bukan hanya di sekolah, tetapi juga dalam semua
sisi kehidupan saya. Menjadi guru yang dapat menuntun semua kekuatan kodrat
murid, dapat memenuhi semua kebutuhan belajar murid yang beragam, dengan
kekuatan social emosional dan kemampuan coaching yang dipelajari, serta mampu
memetakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh diri sendiri dan sekolah demi
tercapainya proses pembelajaran yang merdeka dan mencetak murid yang memiliki
Profil Pelajar Pancasila.
B.
Rancangan Tindakan
Tahapan perubahan yang akan dilakukan adalah tahapan Bagja yang terdiri dari: Buat Pertanyaan Utama, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi.
PRAKARSA
PERUBAHAN |
“CIBER” (CIBOGO BERAKSI) Penumbuhan Karakter Baik Di SMP
Negeri 1 Cibogo |
|
TAHAPAN |
Pertanyaan |
Daftar
tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban |
B-uat pertanyaan (Define) |
Bagaimana
menumbuhkan pembiasaan karakter baik di sekolah yang sesuai dengan visi
Sekolah “AKSI”? |
A = Akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur K = Kebersamaan dan kekeluargaan yang
beradasarkan azas gotong royong S = Sukses dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban I = Inovatif dan kreatif dalam menjaga
kelestarian lingkungan sekolah, ilmu pengetahuan dan teknologi. |
A-mbil pelajaran (Discover) |
·
Hal baik apa yang sudah berjalan? ·
Kebijakan apa yang sudah mendukung? ·
Siapa yang selama ini terlibat? ·
Kekuatan/hal apa yang dapat
membantu? |
·
Kegiatan pembiasaan di awal jam pembelajaran ·
Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi ·
Hanya orang-orang tertentu yang
terlibat ·
Sumber daya lingkungan yang dapat
lebih dimaksimalkan |
G-ali mimpi (Dream) |
●
Siapa saja yang terlibat? ●
Bagaimana penampakan fisik? ●
Karakter apa yang diharapkan akan
berubah? ●
Sumber daya apa yang tersedia? |
●
Seluruah sumber daya manusia bisa
terlibat aktif dalam program ini ●
Penampakan fisik perlu pembenahan,
baik dalam sisi karakter maupun fisik lingkungan ●
Karakter yang diharapkan akan
berubah adalah : ü Bicara
dengan bahasa yang sopan ü Menghormati
guru ü Menghormati
teman ü Membuang
sampah pada tempatnya ü Peduli
lingkungan ü Rajin
beribadah ü Meningkatnya
budaya literasi ü Meningkatnya
motivasi belajar ●
Sumber daya yang tersedia adalah
sumber daya manusia, lingkungan, fisik, social, politik, budaya/agama |
J-abarkan rencana (Design) |
·
Menentukan siapa dan mengerjakan apa ·
Bagaimana agar seluruh guru bisa berkontribusi untuk
terwujudnya perubahan? ·
Apa langkah kecil dan simultan untuk dilakukan? ·
Langkah besar untuk terwujudnya perubahan? ·
Apa ukuran keberhasilannya? |
·
Pembagian tugas pembiasaan ·
Sosialisasi program dan pendekatan
personal serta coaching individu ·
Memberikan contoh dalam seluruh
lini program ·
Kerjasama secara bersama-sama untuk
mewujudkan perubahan yang dicita-citakan bersama sesuai dengan misi sekolah. ·
Visi sekolah dapat tercapai dengan
80% ketercapaian AKSI |
A-tur eksekusi (Deliver) |
●
Siapa yang terlibat? ●
Siapa Yang bertanggung jawab? ●
Laporan ke siapa? ●
Siapa yang memonitor batas waktu? |
●
Semua sumber daya manusia terlibat
dalam program ini ●
Yang bertanggung jawab adalah
Wakasek Kurikulum ●
Laporan diberikan kepada Kepala
Sekolah ● Tim
Wakasek Sekolah |
Aksi nyata di modul 3.2 adalah tindakan dari
perencanaan yang dibuat dalam koneksi antar materi dan akan didiskusikan pada
Pendampingan 5 bersama dengan Pengajar Praktik.
Alhamdulillah… beberapa aksi nyata sebenarnya
sudah mulai dikerjakan di sekolah, hanya mungkin perlu revitalisasi dalam
pelaksanaan nya dan melibatkan seluruh rekan sejawat agar mendapatkan hasil
yang lebih maksimal.
Griya Cinangsi Asri
Comments
Post a Comment