3 CARA MUDAH GURU MEMBERIKAN CONTOH KEDISIPLINAN

3 CARA MUDAH GURU MEMBERIKAN CONTOH KEDISIPLINAN


Tantangan Bapak Agus Sampurno, Kegiatan Belajar Menulis Pertemuan 10 Gelombang 12
Senin, 22 Juni 2020

Kedisiplinan dalam proses pembelajaran merupakan hal penting yang harus ada agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam arti kata, kedisiplinan adalah merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari hasil proses yang menunjukan nilai ketaatan dan ketertiban.

Karena merupakan sebuah proses, maka kedisiplinan dapat dibentuk melalui pembiasaan yang berulang-ulang. Sebagai guru, memang hal yang tidak mudah untuk menciptakan kedisiplinan peserta didik. Dibutuhkan usaha keras dan konsisten dari semua pihak untuk bisa mewujudkannya, baik itu guru, orang tua di rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, serta peserta didik itu sendiri.

Sebagai guru, kedisiplinan harus bisa kita tunjukan untuk bisa membangun karakter kedisiplinan peserta didik. Hal yang gampang-gampang susah untuk bisa mewujudkannya. Berikut ini adalah 3 cara mudah bagi guru untuk bisa memberikan contoh kedisiplinan.

1. Keteladanan
Ini yang saya sebut gampang-gampang susah, tapi hasilnya makjuss...Sudah dicontohkan sejak jaman Rasulullah, bagaimana beliau berhasil mencetak generasi terbaik sepanjang sejarah, hasil pendidikan Beliau menghasilkan peserta didik yang tangguh semisal Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Semua dibentuk dari keteladanan yang beliau langsung perlihatkan. Nah, sebagai guru, hal paling mudah untuk membiasakan disiplin kepada peserta didik dengan hadir tepat waktu di kelas, konsisten dalam menggunakan pakaian seragam, memberikan senyum pada peserta didik dan lain sebagainya.

2. Membangun Komunikasi
Hal ini penting agar peserta didik dapat memahami apa yang coba kita sampaikan. Sering menyapa siswa, membuat grup Whatsapp, dan lainnya. Ketika komunikasi lancar, kita menyampaikan maksud dan peserta didik memahami maksud kita, maka lancarlah komunikasi, sehingga tidak akan ada miskom antara kita dengan peserta didik.
Sebagai guru, kita tidak akan bisa membangun komunikasi efektif dengan peserta didik kalau hanya berperan sebagai guru "saja". Peran sebagai guru saja maka kita hanya mentransfer ilmu, memberikan informasi-informasi baru untuk bekal hidup mereka kelak, lalu sudah. Tapi peran guru tidak sebatas itu, ada peran lainnya, yaitu sebagai orang tua di sekolah dan teman dekat peserta didik. Sebagai orang tua, maka kita akan memperhatikan pakaian, kesehatan, wajah murung/senang peserta didik kita, selayaknya orang tua mereka dirumah memperhatikan mereka. Sebagai teman maka kita adalah tempat curhatan isi hati mereka, tempat mereka berkeluh kesah dan menceritakan isi dan perasaan hati mereka. Dengan peran-peran itu, maka dijamin, peserta didik akan mudah berkomunikasi dengan kita sebagai gurunya, begitupun kita.

3. Reward and Punishment
Merupakan hal yang membanggakan apabila paserta didik mendapatkan reward dari kedisiplinan yang sudah dia kerjakan. Hal ini akan menambah motivasi dan semangat untuk melaksanakan kedisiplinan yang diterapkan. Sebaliknya punishment diharapkan akan memberi motivasi peserta didik untuk bisa memperbaiki diri agar dapat melaksakana kedisiplinan yang diterapkan. Tentu saja jenis punishment yang diterapkan adalah punisment yang membangun, tidak mempermalukan peserta didik, apalagi bersifat fisik.

Nah, gampang-gampang sulit atau sulit-sulit gampang? berpulang pada kita. Kalau dengan hati kita mengajar, maka akan mudah alias gampang ya.... 😀


Dian Sariati, M.Pd.
SMPN 1 Cibogo, Subang Jawa Barat
Email : dian.sariati72@gmail.com
Blog : DianSariati.blogspot.com
FB: Dian Sariati
IG : dian sariati



Comments

  1. setuju bu dian, kalo kita mengajar dengan ikhlas dan sepenuh hati, insya allah kesulitan mengajar akan teratasi dangan mudah ....salam literasi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts