Guru

Profesi yang sejak duduk di SMA selalu kujauhi. Karena ibu adalah seorang guru, entahlah, rasanya tak ingin mengikuti jejak ibunda untuk menjadi guru.
Hingga akhirnya kondisi memaksaku harus masuk perguruan tinggi keguruan lewat jalur PMDK saat itu.
Satu tahun, dua tahun, tiga, empat setengah akhirnya lulus. Masih belum merasa ingin jadi guru, hingga tawaran beasiswa ikatan dinas untuk menjadi guru di tahun ke empat kutolak. 
Lulus kemudian menikah, permintaan orang tua dan mertua untuk mendaftar guru pegawai negeri dijalani. Qodarullah, sistem komputerisasi pertama kali saat itu mengharuskanku lulus dan ditempatkan di pinggiran kota yg juga tak jauh dari kota. 
Akhirnya terpaksa dijalani... menjadi guru.
Di tahun ketiga menjadi guru, sempat menghadap Kepala Sekolah untuk mengundurkan diri karena kondisi keluarga yg terpisah dan kerepotan mengasuh anak. Dikuatkan oleh beliau karena suatu saat aku pasti akan menemukan hikmahnya.
23 tahun berjalan... menjadi guru. Subhanallah... sungguh undah skenarioNya. Profesi yang awalnya sangat tak kumaui, akhirnya justru membuka banyak sekali berkah dan peluang-peluang amal, untuk-ku, keluargaku, saudara2ku, anak2 didikku... aaahhhh berkahMu Ya Rabb...
Terima kasih yang tak terhingga untuk semuanya🤗

Comments

Post a Comment

Popular Posts